Direktur Sekolah Pascasarjana Unand, Prof Nursyirwan Effendi mengatakan pembukaan prodi baru tersebut didasari oleh keberadaan Indonesia yang terletak di area yang rawan bencana.
Menurutnya, prodi baru di sekolah pascasarjana itu perlu ada sebagai multidisiplin ilmu untuk mengkajinya. Mengingat, Sumatera merupakan daerah yang rawan bencana.
“Sebagaimana kita tahu, Indonesia berada dalam ring of fire tetapi masih sangat minim untuk menjadikannya pengembangan ilmu pengetahuan,” ujarnya, dikutip dari laman Unand, Rabu, (1/11).
Guru besar Antropologi itu berharap pembukaan prodi Magister Manajemen Bencana dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan di Unand maupun dalam skala nasional.
“Salah satunya adalah mengembangkan prodi baru bersifat multidisiplin yang memberikan nilai jual bagi pengembangan ilmu di Indonesia khususnya kebermanfaatan bagi masyarakat,” ujarnya.
Diketahui, Unand yang berada di Limau Manis Kota Padang merupakan kampus kedua di Pulau Sumatera yang membentuk prodi kebencanaan setelah Universitas Syiah Kuala (USK) di Aceh.
Lalu apa saja hal yang bakal dipelajari dalam Prodi Magister Manajemen Bencana?
Prodi tersebut nantinya akan mempelajari aspek Teknik-Kesehatan yakni terkait mitigasi bencana. Prodi Magister Manajemen Bencana menyuguhkan berbagai aspek pembelajaran. Mulai dari teknik sipil, sosial budaya, teknologi, sejarah, ekonomi, kedokteran, hingga kesehatan masyarakat.(**)