Klarifikasi RSUP M Djamil Padang Soal Video Keluarga Pasien Ngamuk Hingga Viral di Medsos

PADANG- Pihak Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil mengklarifikasi soal potongan video salah seorang pasien mengamuk karena mengaku diabaikan oleh pihak rumah sakit, Senin (13/11/2023).

Dalam video itu, keluarga pasien itu menyesalkan pelayanan RSUP M Djamil Padang yang terkesan abai dan tidak cepat tanggap saat pasien dalam keadaan kritis.

Disebutkan bahwa keterlambatan tindakan itu karena pergantian shift kerja petugas rawatan.

Menanggapi hal itu, Direktur Utama RSUP M Djamil Padang, Dovy Djanas menyampaikan bahwa video yang viral itu adalah keluarga pasien meninggal dunia atas bernama Yuliarni (64).

Pasien dirawat di ruang Hight Care Unit (HCU) bedah dengan diagnosa pasca operasi luka bakar dan trahcheostomy setelah sebelumnya dilakukan operasi amputasi jari kaki kiri.

Pasien tersebut diketahui sudah dirawat intensif sejak tanggal 13 Oktober 2023 lalu dan dinyatakan meninggal secara medis pada Minggu (12/11) sekitar pukul 15.30.

“Selama masa perawatan khususnya di ruangan HCU bedah, pasien tersebut terus dipantau secara intensif baik dari dokter maupun dari perawat,” katanya.

Menurutnya, kondisi pasien harus dilakukan suction yaitu suatu tindakan pembersihan jalan nafas karena penumpukan cairan di saluran atas pernafasan. Suction ini terus dilakukan secara berkala dengan selang waktu tertentu.

“Kondisi pembersihan saluran nafas berkala inilah yang kemudian pemicu kesalahpahaman dari pihak keluarga pasien yang terkesan petugas jaga telah mengabaikan anggota keluarganya dengan alasan pergantian shift kerja petugas,” tuturnya.

Dovy mengaku bahwa pada itu memang sedang dilakukan pergantian shift kerja petugas. Hal itu sejalan dengan kondisi pemantauan seluruh pasien di ruangan HCU tersebut.

“Sementara dalam waktu yang bersamaan pada pasien adalah masa jeda untuk dilakukan suction, meski kondisi pasien saat itu terjadi penurunan kesadaran, namun bukan dimaknai sebagai pengabaian terhadap pasien,” jelasnya.

Meski demikian, Dovy dan jajarannya menyampaikan permohonan maaf dan belasungkawa kepada keluarga pasien.

“Semoga almarhumah diterima segala amal ibadahnya, diampuni segala kesalahan dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan serta keikhlasan,” pungkasnya.

Seperti diketahui, dalam video yang beredar keluarga pasien mengaku telah menjelaskan ke perawat bahwa orang tuanya dalam keadaan kritis dan telah sesak napas. Namun, perawat tidak segera mengambil tindakan.

Alasannya, karena keluarga pasien datang memberikan informasi saat bertepatan dengan pergantian shift para perawat.

“Ganti shift, ganti shift juga lagi. Sudah dari jam 2 (14.00 WIB) ibu saya sesak napas, ganti shift, ganti shift juga katanya,” begitu kalimat berbahasa Minang yang telah dinarasikan dalam bahasa Indonesia.

Keluarga pasien kecewa dan melontarkan kata-kata kasar hingga membentak-bentak perawat. Pada video itu, para perawat hanya bisa terdiam. Sementara pasien telah meninggal dunia.

“Saya tunggu sampai jam 14.40 WIB perawatnya baru datang, dan ngabarin ibu saya sudah meninggal dunia…,” begitu narasi yang beredar ditulis keluarga pasien. (Bul)

Artikel @Infosumbar

Posting Komentar

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Lebih baru Lebih lama